Oleh: Ustadz Dr. Kusnadi
Bulan Muharram adalah bulan yang sangat istimewa dalam kalender Islam. Ia merupakan bulan pertama dalam tahun Hijriyah, dan termasuk dalam deretan empat bulan haram yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta‘ala.
Salah satu keutamaannya disebut dalam sabda Rasulullah ﷺ:
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram.”
(HR. Muslim)
Puasa di bulan Muharram, terutama pada 10 Muharram (Hari ‘Asyura), menjadi kesempatan emas untuk mendulang pahala. Pada hari itu pula, Allah menyelamatkan Nabi Musa ‘alaihissalam dan Bani Israil dari kejaran Firaun—sebuah peristiwa besar dalam sejarah kenabian yang menjadi alasan disunnahkannya puasa pada hari tersebut.
Selain berpuasa, bulan Muharram juga menjadi momen tepat untuk memperbanyak amal saleh: bersedekah, berdzikir, mempererat silaturahim, serta memperbaiki diri. Muharram adalah pintu awal tahun baru Hijriyah yang semestinya dijadikan titik tolak untuk introspeksi diri dan memperbarui tekad kebaikan.
Muharram bukan sekadar pergantian tahun, melainkan momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah dan hubungan dengan Allah. Saat umat Islam memahami keutamaannya, maka bulan ini menjadi peluang untuk memperbanyak amal saleh dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Mari manfaatkan bulan Muharram ini dengan sebaik-baiknya, agar kita termasuk hamba-hamba yang disucikan, didekatkan, dan dimuliakan oleh Allah sepanjang tahun yang akan kita jalani.