Keutamaan Istighfar: Jalan Menuju Ampunan dan Ketenteraman

Oleh Ustadz Kusnadi, S.H.I., M.Hum.

Istighfar merupakan salah satu amalan utama dalam Islam. Secara bahasa, istighfar berarti memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah diperbuat. Amalan ini menjadi penanda kerendahan hati seorang hamba, yang menyadari kesalahan dan kekhilafannya di hadapan Sang Maha Pengampun.

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis qudsi:

“Allah berfirman: Wahai anak Adam, jika engkau datang kepada-Ku dengan dosa sebesar langit, lalu engkau memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli.”
(HR. Tirmidzi)

Dari hadis ini, kita bisa melihat betapa luasnya ampunan Allah dan betapa mulianya istighfar dalam pandangan syariat. Istighfar bukan hanya penghapus dosa, tapi juga pembuka pintu ketenangan dan keberkahan dalam hidup.

Keutamaan Istighfar

  1. Menghapus Dosa-dosa
    Dengan istighfar, dosa yang dilakukan seorang hamba dapat diampuni. Tak peduli sebesar apa dosanya, selama dilakukan dengan tulus dan disertai penyesalan, Allah menjanjikan ampunan bagi hamba-Nya.
  2. Meningkatkan Iman dan Taqwa
    Orang yang senantiasa beristighfar akan lebih sadar diri dan berhati-hati dalam setiap langkah. Kesadaran ini menjadi pemantik untuk hidup lebih taat dan dekat kepada Allah.
  3. Menjaga dari Dosa yang Sama
    Istighfar yang tulus akan menumbuhkan rasa takut dan malu untuk mengulangi kesalahan yang sama. Hati pun akan lebih waspada terhadap godaan syahwat dan bisikan setan.
  4. Mendatangkan Ketenangan dan Kebahagiaan
    Jiwa yang terbiasa beristighfar akan lebih tenang. Perasaan bersalah yang membebani akan digantikan dengan harapan ampunan dan cinta Allah. Dari sinilah muncul kebahagiaan yang hakiki.
  5. Membuka Pintu Rezeki dan Keberkahan
    Sebagaimana disebutkan dalam Surah Nuh ayat 10–12, istighfar bisa menjadi sebab turunnya hujan, bertambahnya harta dan anak, serta datangnya keberkahan dari langit dan bumi.

Istighfar: Rutinitas Orang Saleh

Para nabi dan orang-orang saleh senantiasa beristighfar, padahal mereka adalah hamba-hamba yang sangat dekat dengan Allah. Rasulullah ﷺ, meskipun telah dijamin ampunan-Nya, tetap beristighfar lebih dari 70 kali dalam sehari. Lalu bagaimana dengan kita?

Maka marilah kita biasakan lisān (lisan) kita dengan “Astaghfirullāh” setiap hari—bukan sekadar ucapan, tapi dengan kesadaran dan harapan ampunan dari Allah.


Penutup
Istighfar adalah amalan ringan di lisan, tetapi berat timbangan pahalanya di sisi Allah. Dengan istighfar, kita tidak hanya membersihkan diri dari dosa, tapi juga membangun hubungan yang lebih dekat dengan Rabb kita.

Jadikan istighfar sebagai nafas kehidupan, agar hidup kita penuh rahmat, ampunan, dan keberkahan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *